Rabu, 30 April 2014

Asal Mula Kehidupan Di Bumi

Nama : Fauziyah Fahrenny
NPM : 19513880
Kelas : 1PA06

ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Bumi yang saat ini penuh dengan kehidupan awalnya hanya berisi batuan cair yang membara panas, seperti lava gunung berapi yang menyembur dan mengalir membakar segala benda yang dilewatinya. Kondisi itu berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama, sampai akhirnya banyak kalor yang terlepas ke udara dan suhu di permukaan bumi mendingin. Kemudian terbentuklah daratan dan lautan yang berasal dari terpisahnya unsur padat dan cair, dan angkasa yang masih diisi oleh atmosfir primitif.  Atmosfir primitif bumi saat itu dipenuhi gas beracun akibat ketidak-mampuannya untuk menyaring sinar UVmatahari.  Kehidupan muncul sekitar 2,5 - 3 milyar tahun yang lalu, dan bukan dari tanah yang tiba-tiba tertiup udara dan bernafas, namun dari laut.  Karena kondisi atmosfir yang tidak mendukung, semua kehidupan di  daratan akan habis karena sengatan matahari yang dahsyat dan udara yang tipis kandungan oksigennya.  Jarak permukaan sampai ke dasar laut sangatlah dalam, dan laut berfungsi sebagai tabir surya di masa awal mula kehidupan.  Panas bumi dan cahaya matahari, keduanya merupakan faktor penting tercampur-aduknya sop purba dalam reaksi kimia yang menghasilkan organisme hidup perdana.  Asam amino adalah bahan dasarnya, dan reaksi yang mengaktifkan terbentuknya organisme purba ini akhirnya membuatnya mengembangkan kemampuan menyerap energi dan berkembang biak.

Bakteri yang menjadi nenek moyang seluruh kehidupan di bumi memanfaatkan energi cahaya matahari.  Bakteri-bakteri ini berwarna ungu, berkembang biak, menyebar dan memenuhi seluruh lautan. Bumi terlihat ungu dari luar angkasa pada saat itu, tidak seperti sekarang yang bercahaya biru. Hanya sebagian cahaya matahari yang dipakai oleh bakteri primitif ini, sisanya masuk ke laut yang lebih dalam. Bakteri yang berkembang selanjutnya memanfaatkan spektrum cahaya yang tersisa, dan menjadikan mereka berwarna hijau.  Bakteri tersebut dikenal sebagai Cynobacteria, mikroba hijau inilah yang kemudian menjadi nenek moyang seluruh spesies tumbuhan di dalam Kingdom Plantae. Cynobacteria memiliki kemampuan yang tidak dimiliki makhluk lain pada saat itu, yaitu fotosintesis.  Dengan memanfaatkan energi dari cahaya matahari, mereka memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen.  Hidrogen dipakai untuk bereaksi dengan karbondioksida menjadi gula, sedangkan oksigen dilepaskan ke udara untuk mengisi atmosfir yang pada akhirnya bereaksi membentuk Ozon. Ozonlah yang menjadikan atmosfir bumi mampu menyaring sinar UV.  Sisa oksigen yang berlimpah bermanfaat untuk respirasi tumbuhan, dan dengan kondisi yang ramah kehidupan ini makhluk lain yang memanfaatkan oksigen untuk mencerna makanan ikut mengalami ledakan populasi dan berevolusi. Para ilmuwan menyebut kejadian ini sebagai Oksidasi Besar, yaitu kejadian di mana reaksi pembentukan oksigen yang memenuhi atmosfir primitif, menjadikannya kaya akan oksigen (O2) dan akhirnya membentuk ozon (O3) yang menahan terjangan sinar matahari dan menstabilkan atmosfir sehingga mendukung kehidupan.

Pemahaman  tentang asal-usul kehidupan di Bumi ini penting. Jika manusia mau mencari kehidupan di planet lain, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah memahami bagaimana kehidupan bermula di bumi. Dan setidaknya jaga bumi sebaik-baiknya, karena bumi sudah memberikan banyak hal yang kita butuhkan.

Sumber: How To Grow A Planet – BBC (http://andabertanyaateismenjawab.wordpress.com/2013/08/27/kisah-awal-kehidupan-bumi-menurut-sains/)